Sabtu, 12 Februari 2011

tengku dahril

Membangun Desa Mandiri Terpadu
Tengku Dahril
Riaupos > February 13, 2011

Untuk mempercepat proses pembangunan di kawasan pedesaan Provinsi Riau, Gubernur Riau telah menetapkan 12   desa di 12  kabupaten dan kota se-Riau sebagai desa mandiri  terpadu. Desa-desa tersebut benar-benar akan dikembangkan sebagai sebuah desa yang maju, mandiri dan rakyatnya sejahtera, sehingga dapat dijadikan sebagai contoh bagi desa lainnya. Oleh karena itu semua pemangku kepentingan (stake holder) terkait dan relevan dengan pembangunan di desa tersebut diharuskan untuk mengambil peran secara terpadu dan bersinergi, sehingga desa itu benar-benar cepat maju, mandiri dan rakyatnya sejahtera. Konsep inilah sebenarnya yang dimaksud dengan sistem inovasi daerah. Semua pihak harus mengambil peran dalam pembangunan yang terencana dengan baik, sehingga hasilnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Ke-12 desa yang telah ditetapkan oleh Gubernur Riau tersebut adalah Kelurahan Lembah Damai, Kecamatan Pesisir, Kota  Pekanbaru, Kelurahan Teluk Makmur, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Desa Lubuk Muda, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis,  Desa Kuala Terusan, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Desa Sungai Nyamuk, Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir, Desa Sungai Tengah, Kecamatan Sabak Auh, Kabupaten Siak, Desa Pulau Komang Sentajo, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuansing, Desa Koto Mesjid,  Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Desa Kampung Pulau, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Desa Serombou Indah, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hilir, Desa Teluk Kiambang, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir, dan Desa Banglas Barat, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti.

Sebuah desa dikatakan maju, mandiri dan berkembang, jika di desa tersebut terdapat orang-orang atau  masyarakat yang  berpikiran maju, mandiri dan berkembang.  Setiap anggota masyarakat seharusnya mendapat  kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri dengan menekuni  pekerjaan yang menjadi andalannya, sehingga dapat memberi kesejahteraan kepada mereka secara nyata.

Pemerintah dalam hal ini pemerintah desa, kecamatan, kabupaten dan kota serta pemerintah  provinsi dan pemerintah pusat, harus dapat bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi rakyat di desa tersebut untuk maju, mandiri dan berkembang, sehingga mereka benar-benar  mendapatkan penghasilan yang layak dari pekerjaan yang diteknuninya itu demi  kesejahteraan yang didambakan.

Desa Koto Mesjid di Kabupaten Kampar termasuk salah satu desa terpilih. Desa ini memang layak dimasukkan sebagai  desa maju, mandiri dan terpadu. Kepala desa bersama dengan tokoh  masyarakatnya benar-benar sudah berpikiran maju  dengan menjadikan desa ini sebagai Kampung Patin.  Ikan patin, mereka tetapkan sebagai  komoditas andalan mereka. Hampir tidak ada rumah yang tidak memiliki kolam di samping rumahnya masing-masing yang dapat menghasilkan ikan patin dalam jumlah yang cukup memadai, sehingga mendatangkan kesejahteraan bagi keluarganya. Bahkan ada di antara mereka  yang mempunyai kelebihan rezeki  membangun kolam di atas lahan yang lebih luas lima  sampai  10 hektare,  sehingga memperoleh hasil yang cukup lumayan bagi kesejahteraan keluarganya. Motto  desa ini  adalah Tidak Ada Rumah tanpa Kolam dan Tidak Ada Kolam tanpa Ikan, nampaknya  benar-benar telah diaplikasikan secara konkrit dalam kehidupan sehari-hari, sehingga desa ini memang layak disebut dengan Kampung Patin. Sebuah pintu gerbang dengan ucapan Selamat Memasuki Kampung Patin sengaja disumbangkan oleh sebuah perusahaan telekomonikasi untuk memberi  semangat kepada  masyarakat untuk memacu usahanya masing-masing.

Masyarakat bekerja secara berkelompok. Ada yang bertugas sebagai pembenih dengan membangun hatchery mini di sekitar rumah masing-masing. Mereka mampu menyuplai benih bukan saja untuk memenuhi keperluan  masyarakat desa melainkan juga bisa untuk masyarakat desa lainnya di luar desa tersebut. Selain itu ada pula masyarakat yang bekerja sebagai pembuat pakan ikan guna memenuhi keperluan  sendiri maupun untuk memenuhi keperluan masyarakat lainnya. Tidak kurang dari 30 kepala keluarga memiliki mesin pembuat pakan sendiri menggunakan mesin truk diesel beas.  Selain itu tidak sedikit masyarakat pula masyarakat yang berperan sebagai pembudidaya (pembesar). Mereka panen setiap hari secara bergilir, sehingga dari desa ini bisa dihasilkan ikan patin tidak kurang dari lima ton per hari. Ada pula di antara mereka yang bertugas sebagai pedagang pengumpul. Hasil panen yang dilakukan oleh masyarakat dikumpulkan oleh pedagang pengumpul, baik yang berasal dari desa itu sendiri maupun yang datang dari luar desa yang sengaja datang untuk memasarkan ikan patin ke luar daerah. Selain itu ada pula di antara mereka yang berperan sebagai pengolah. Mereka mengolah hasil  perikanan menjadi  menjadi kerupuk, salai dan nugget. Ikan-ikan yang tidak terjual setelah panen, mereka olah menjadi kerupuk, salai dan nugget dan di pasarkan bukan saja untuk memenuhi keperluan masyarakat desa yang bersangkutan, melainkan juga hingga sampai ke Medan Sumatera Utara, Padang Sumatera Barat, Jambi dan bahkan sampai ke Malaysia.

Melihat kegigihan masyarakat bersama para tokohnya dalam membangun desa ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar dan Provinsi Riau telah berusaha melengkapi fasilitas masyarakat dengan membangun jalan ke desa tersebut serta membangun sentra pengolahan ikan patin di atas lahan seluas tiga (3) hektare, sehingga ikan olahan masyarakat akan dapat diproduksi dalam jumlah dan mutu yang terjamin. Bahkan pemerintah pusat melalui Departemen Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Desa Koto Mesjid dan Kecamatan XIII Koto Kampar sebagai kawasan minapolitan unggulan nasional. Seorang tokoh penggerak pembangunan masyarakat dari desa ini yaitu Saudara Suhaimi Spi dan Bupati Kampar telah dianugerahi Satya Lencana Penggerak Pembangunan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada peringatan Hari Nusantara Desember 2010 yang lalu di Jakarta. Sekarang ini sedang dibangun pula pabrik fillet ikan nila dan ikan patin di kawasan ini oleh sebuah perusahaan nasional yang bersinergi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar  dalam rangka menunjang peningkatan produksi perikanan yang akan terus semakin meningkat pada masa yang akan datang. Kawasan ini benar-benar dapat dijadikan sebagai kawasan minapolitan unggulan, bukan saja bagi Riau melainkan juga bagi Indonesia. Kita benar-benar berharap dalam tahun 2011 ini pabrik fillet ikan ini benar-benar akan diresmikian oleh Presiden SBY sesuai dengan janji Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr Fadel Muhammad beberapa waktu yang lalu di Jakarta di hadapan Bupati Kampar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar