Sabtu, 12 Februari 2011

tabrani rab

Selamat Sajalah…
Tabrani Rab
Riaupos > February 13, 2011


Sekali waktu saya baliklah ke kampung saya. Kali ini lebih hebat lagi yang dipertandingkan  pencak silat. Entah bagaimana menghitung scoring-nya pun tak tahu, tapi yang jelas pencak silat memang hebat-hebat. Di kali lain yang dipertandingkan panjat pinang, ada lagi pertandingan tarik-tambang. Yang hebatnya lagi pacu goni. Semuanya ini bisa dibawa ke tingkat nasional supaya memeningkan kepala Presiden Olimpiade. Sehingga bukan presiden kita saja yang pening, ya, bagi-bagi peninglah.

Ada juga cabang olahraga yang tadinya merakyat seperti pacu jalur dan  mandi belimau. Akan tetapi entah bagaimana keputusan pemerintah pacu jalurpun dijadikan tiap tanggal 17 Agustus. Lalu memang dulu  orang beramai-ramai bersama Gubernur Imam Munandar dan Soeripto hadir  di pacu jalur ini. Lama-lama kayu nak membuat jalur inipun habis dibabat  oleh perusahaan-perusahaan kayu. Tak dapek kayu lei do Pak. Banyaklah saya bertanya, mana sedap nonton PON atau nonton bola?. Semuanya menjawab nonton bola piala Eropa. Kalau begitu nasionalisme Anda kurang ya? Mereka menjawab nak kurang nak tidak ya itulah kenyataan.

Bagaimana persiapan  PON kali ini? Pokoknya hebatlah. Persoalan proyek pembangunan lapangan menembak yang menjadi salah satu venus PON XVIII  yang disebut-sebut di lahan SMKN 7 Rumbai terus bergulir. Setelah melayangkan protes atas pembangunan venues tersebut, Pemko meminta proyek dihentikan sementara waktu hingga ditemukan kata sepakat. Tapi keputusan Pemko ini balik  diprotes Guberbur Riau.

Gubernur Riau meminta Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk berkoordinasi terlebih dahulu, sebelum mengambil kebijakan tentang penghentian pembangunan venus menembak di Rumbai. Hal ini dikarenakan, pihaknya telah melakukan pengecekan dari berbagai aspek. Di mana hasilnya tidak ada faktor yang dapat membuat proses pembangunan sarana penunjang PON itu dihentikan. ‘’Tidak ada yang salah. Setelah kita cek di lapangan bersama instansi terkait, semua sudah sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku. Ini hendaknya jangan terjadi, untuk itu saya meminta sebelum melakukan kebijakan penyetopan, idealnya harus dipelajari dulu,” ujar Gubri. Bahkan  dari pengakuannya, Gubri mengatakan pihaknya telah melayangkan surat resmi kepada Pengurus Besar PON untuk segera menyelesaikan permasalahan tersebut. Dia juga menantikan laporan tertulis untuk solusi permasalahan itu. ‘’Saya kembali mengingatkan kepada seluruh pihak, agar jangan melakukan sesuatu yang gegabah. Untuk itu perlu dilakukan cek dan ricek sebelum mengambil tindakan. Bahkan kita sudah melakukan koordinasikan dengan PT Chevron,” ujar Gubri lagi.

“Janganlah sampai terkesan menghambat pembangunan venues, karena ini untuk kepentingan bersama dan mengangkat citra Riau di tingkat nasional,” tutur Rusli. Bahkan, dia menjelaskan pihak Pemprov telah membuat desain program sport city untuk feedback dari pembangunan venues yang dilakukan. Selain itu SMK olahraga yang ada juga akan dikembangkan sekolah olahraga bertaraf internasional. Sebagai bukti keseriusan dari komitmen tersebut, Rusli mengatakan pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan Deputi Kemenpora untuk mendesain sekolah olahraga bertaraf nasional tersebut.

Di sisi lain, pernyataan Gubernur Riau tersebut ditanggapi Wali Kota Pekanbaru Drs H Herman Abdullah dengan dingin. Menurutnya apapun yang dikatakan gubernur biarkan sajalah, semua itu tidak akan dipermasalahkannya. ‘’Besok kita akan ada pertemuan antara Pemko dengan PT Chevron dan Provinsi Riau. Nanti kita lihat saja apa hasil dari pertemuan itu,” terangnya. Terkait rencana pembangunan lokal baru untuk SMKN 7 Pekanbaru tersebut, menurut Herman, jika lahan tersebut tidak bisa dipakai, maka pembangunan lokalnya akan digeser ke bagian belakang. Atau kalau perlu pembangunan gedungnya dibuat berdempetan saja. ‘’Kalau Pemprov mau mengambil lahan itu untuk lapangan tembak silahkan saja, intinya kita sama sekali tidak ada keinginan untuk menghalangi untuk menyukseskan penyelenggaraan PON XVIII pada tahun 2012 mendatang itu,” katanya singkat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru Drs Yuzamri Yakub merasa sedikit kecewa dengan adanya rencana pembangunan lapangan tembak seluas 1,8 hektare di lahan SMKN 7 yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso Rumbai itu. Sebab menurut Yuzamri Yakub, Pemko Pekanbaru telah memiliki rencana menambah pembangunan lokal sekolah di  lahan tersebut. Yuzamri juga merasa tidak pernah diberitahukan sebelumnya terkait rencana pembangunan lapangan tembak  itu. Yuzamri Yakub mengatakan dengan adanya lapangan tembak tersebut, penambahan lokal sekolah sudah tidak mungkin akan dilaksanakan, karena lahan di SMKN 7 tersebut menurutnya sudah tidak ada lagi yang tersisa. Dirinya menyerahkan semua masalah ini kepada Wali Kota Pekanbaru, karena menurutnya Wali Kota Pekanbaru lah yang memiliki kapasitas untuk mengambil kebijakan tersebut. ‘’Masalah ini saya serahkan kepada wali kota, karena beliaulah yang dapat mengambil kebijakan itu,” ungkap Yuzamri.

Rencana penambahan gedung sekolah akan dilaksanakan dalam waktu dekat karena jumlah pelajar yang masuk setiap tahunnya di SMKN 7 melebihi kapasitas. ‘’Benar seperti rencana bapak wali kota, nantinya akan ditambah kelas lagi di lahan itu. Ini sangat penting mengingat pelajar semakin banyak setiap tahun,” kata Yuzamri. DPRD Riau pun meminta Pemprov Riau agar dapat memindahkan rencana pembangunan venus menembak PON  XVIII tahun 2012 mendatang, dari areal SMKN 7 Pekanbaru. Pasalnya, ini dapat menganggu aktifitas pendidikan anak bangsa.

Pokoknya hebatlah sudah  Indonesia ini dengan organisasi. Dulu kalau ada persatuan olah raga menteri atau wakil presiden lah kepalanya. Bulu tangkis Tri Sutrisno, pimpong Ali Said, bola voli  Mbak Tutut, yang memimpin KONI pun Jenderal Wismoyo Arismunandar. Tapi dasar prestasinya memang buruk  karena makannya belacan  ya nomor pincit jugalah dapat.

Lalu apa yang diharapkan dari PON 2012 ini?  Sepertinya Riau hebatlah. Sehingga gubernur mau betumbuk dengan Elyas Pikal dan sang nyonya terpaksa mengatakan  pada Elyas Pikal, “Tak usah betumbuk betul-betulan lagi”. Dan bukan itu saja, wali kota yang takut pada Kapolda sehingga izin pertemuan dengan wartawan  tak usahlah diadakan sejengkal jaraknya dari jalan besar. Mau dikirim pengurus  saya termasuk pula di dalamnya tak dapat lantun ke Kapolda. Ya.. beginilah nasib Riau. Adapun lapangan tembak tak juga sampai ke gubernur. Maunya apa sih sang gubernur? Kut-ikut sajalah supaya selamaaattt dari gubernur dan selamat pula dari Kapolda… Apa kata Atan Sengat? Bantainyalaaahhh…***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar