Sabtu, 12 Februari 2011

hasan junus

Ikan Paus Biru
Hasan Junus
riaupos > February 13, 2011


KONON di alam ini ada dua jenis hewan, satu hidup di laut dan satu lagi di darat yang tubuhnya terus membesar dari lahir sampai mati yaitu kangguru dan ikan paus biru. Karena kungkungan habitat kangguru adanya terbatas hanya di Australia sedangkan ikan paus biru hidup di laut besar milik bersama orang sedunia. Ikan panjang bisa mencapai 30 meter dan beratnya 150 ton.

Seyogianya orang kreatif di lapangan seni menjadi seperti ikan paus biru, tumbuh membesar terus sampai mati. Seperti ikan besar itu menyelam dan berenang di sekotah lautan, begitu juga si seniman kreatif di lautan kesenian singgah ke lubuk dan hati manusia, ke segenap beting, teluk dan tanjung, dengan riang mengarung gelombang keindahan.

Masih di usia muda beberapa orang sudah dikenal di kalangan luas sebagai pencipta karya sastra seperti  Chairil Anwar dan Ajip Rosidi, Arthur Rimbaud dan Raymond Radiguet, serta Minou Drouet  yang membangkitkan kekaguman pada usia 7 tahun dan pengarang Les Gnomisnakers yang bernama Olivier Lancelot belum sempat menjadi dewasa sudah menghasilkan karya yang benar-benar tergolong  terbilang.
Chairil Anwar meninggal-dunia pada usia belum lagi mencapai 30 tahun, Arthur Rimbaud (1854-1991) yang berpengalaman menjadi saudagar gading di Afrika dan sempat mengunjungi Tanjung Priok sebagai serdadu VOC menghasilkan karya sastra sebelum berusia 20 tahun, Raymond Radiguet meninggal-dunia pada usia 20, alangkah mudanya dia sebagai pengarang dua roman terkenal yaitu Le bal du comte d’Orgel dan Le diable au corps.
 

Memang tidak sedikit pengarang atau penyair yang jiwanya tumbuh merecup subur pada usia muda tapi patah di tengah langkah karena meninggalkan arena begitu usia meningkat. Di negeri kita ada kesan kesuburan dan semangat tinggi di usia muda segera luntur cepat sekali. Inilah tapisan alam itu: yang tinggal dan tetap bertahan hanyalah orang-orang yang benar-benar tangguh dan berdedikasi. Kita berhutang kepada Charles Darwin dengan mengungkaspkan teorinya ‘’Survivel of the futtest’’ ketika ia mengungkapkan hanya yang unggul yang berhasil bertahan dan hidup terus.
Karya terakhir yang kadang-kadang disebut juga karya bungsu atau nyanyian angsa seorang sastrawan yang berumur panjang umumnya memperlihatkan kearifan yang lebih, kehati-hatian yang tinggi, sehingga menyebabkan resa estetika yang lamban. Rainer Maria Rilke menggambarkan keadaan ini sebagi: langkah-langkah melangkah, masuk siang keluar malam, masuk malam keluar siang, resa menjadi letih, rindulah yang membesar.

Salah-satu contoh manusia type ikan paus biru ialah Johann Wolfgang von Goethe (1749-1832) yang dalam usia tinggi meneyelesaikan Faust jilid II  sedangkan Faust jilid I  sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Abdul Hadi WM. Goethe mengakhiri hidupnya dengan mengucapkan. ‘’Licht, mehr Licht’’ yang sangat terkenal sebagai manusia yang terus merindukan cahaya dan keadaan terang. Orang ini memang contoh paling pas dan tepat sebagai manuaia type ikan paus  biru …
Dalam karyanya Immortality Milan Kundera mengatakan bahwa sajak Jerman yang terindah ialah karya Johann Wolfgang von Goethe ‘’Ueber allen Gipfeln’’ yang harus direkam dalam hati semua anak-anak Jerman atau anak-anak sempat belajar bahasa Jerman. Keindahannya baru kita dapatkan, kata Milan Kundera, kalau kita membaca sajak aslinya


Über allen Gipfeln
Ist Ruh,
In allen Wipfeln
Spürest du
Kaum einen Hauch.
die Vögelein schweigen im Walde.
Warte nur, balde
Ruhest du auch.



Ikan paus biru lainnya ialah Andre Gide (1869-1951) yang berhasil meraih Hadiah Nobel pada tahun 1947. Salah-satu karyanya Le Retour de l’enfant prodigue  telah diterjemahkan oleh Chairil Anwar sebagai ‘’Pulanglah ia Si Anak Hilang’’ sedangkan beberapa karyanya yang lain juga sudah diterjemahkan seperti Thesee dan La symphonie pastorale oleh Apsanti Djokositikno.

Selanjutnya saya akan menyebutkan nama dua orang tua yang mirip padahal tidak yang terus mendiktekan kata-kata kepada orang yang menuliskannya. Nama pertama ialah Isaac Bashevis Singer (1804 -1991) yang berhasil meraih Hadiah Nobel pada tahun 1978. Ia sudah beberapa tahun tak dapat bergerak di ranjang, hanya bisa mendiktekan kata-kata dalam cerita sampai ajalnya tiba. Dalam catatan riwayat hidup seorang Jorje Luis Borges, karena ia mengalami sakit mata yang parah mendekati buta pengarang ini pernah tergeletak di ranjang mendiktekan cerita-cerita kepada ibunya yang dengan penuh kasih menuliskan cerita-cerita dari lidah anaknya.
Jika orang yakin bahwa yang dilihatnya hic et nunc atau di sini dan kini sesuatu yang terbesar, terpenting, dan terakhir, berarti orang itu sudah sampai di suatu tingkat yang baru  Seperti kelahiran anak-anak manusia kelahiran karyanya ialah satu  bentuk baru.

Ada orang yang memandang hidupnya sebagai sebuah hokus-pokus yaitu rumus sihir yang amat pelik dan penuh rahasia. Padahal ia sendiri sedikitpun tidak mengerti dengan jalan berputus dan berbelit-belit yang dipandu dengan peta rahasia. Tapi di setiap tapak jalan yang dilaluinya ia terkejut dan kagum karena jalan itu terus mengandung pesona dan membangkitkan kekaguman.

Akan tetapi yang terpenting bagi seorang seniman –yang adalah seekor ikan paus biru itu– hendak ia menjadi seperti ikan paus biru terus tumbuh tiada berhenti membesar sampai mati, berkarya tanpa jeda tanpa istirahat, sampai waktumu benar-benar tiba. Orang Melayu mempunyai ungkapan yang bagus tentang manusia kreatif yang kita sebut ikan paus biru tadi. Bagi manusia tipe ayam atau kucing dan  kelinci, serta anjing dan lain-lain mungkin berlaku persamaan dengan ungkapan ‘’tua tua keladi’’. 

Sedangkan  bagi manusia dengan type ‘’kangguru’’ atau ‘’ikan paus biru’’, khusus manusia type ‘’ikan paus biru’’ tidak yang lainnya ungkapannya ialah ‘’tua tua kelapa’’ Di Riau ini saya mengharapkan bermunculan orang-orang kreatif di lapangan seni dari type ikan paus biru yang berenang dan mengembara dengan riang di lautan kita segera membuahkan dan menghasilkan karya-karya sastra dan seni yang serba cemerlang dan serba baru mengejutkan dunia dengan cemerlang dan barunya. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar