Jumat, 11 Februari 2011

tabrani rab

Gaji Presiden Naik
Tabrani Rab
Riaupos > January 30, 2011

Heboh mengenai gaji pegawai memang telah mulai sebelum republik ini lahir. Dulu kalau ditanya dengan pak guru berapa gajinya waktu zaman Belanda semua mengangguk, cukup. Waktu itu kunci kas sekolah berada dengan guru itu sendiri, tidak boleh dibawa ke mana-mana. Kalau inspektorat atau badan pengawasan datang, kunci hilang, maka tamatlah riwayat sang guru kepala. Bukan tidak boleh masuk saja, tapi berhenti.

Berapa gaji guru kepala? “Tiga kali makan, cukup Pak,” kata sang guru kepala. Sekarang  tak usahkan guru kepala, kepala negarapun digaji tak cukup. Masak sudah tujuh tahun SBY kerja gajinya tak naik-naik, segitu-segitu juga Rp62.740.000. Itu jugalah  yang di-baham. Tentu Pak Presiden marah di depan rapat angkatan darat. Presiden terus terang bilang gajinya tak naik-naik. Orang yang mendengarpun jadi mendengkur. Memang ada duit jalan, tapi kalau ke kecamatan mana ada hotel bintang tujuh, sementara  uang jalan Presiden harus dibayar untuk bintang tujuh.
Curhat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait belum naiknya gaji Presiden selama tujuh tahun terakhir mendapat jawaban. Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengungkapkan, gaji Presiden akan naik mulai tahun ini. Meski demikian, Agus membantah kenaikan gaji tersebut, karena Presiden SBY mengeluhkan belum naiknya gaji Presiden selama tujuh tahun terakhir. Kenaikan tersebut semata-mata dilakukan sebagai penyesuaian gaji pejabat negara. “Tahun ini (gaji presiden) naik. Sebenarnya sejak tiga tahun lalu sudah dianggarkan. Namun soal renumerasi pejabat ini belum selesai, karena masalahnya kompleks,” ujar Agus. Apa kata Agus ini lagi? Kenaikan gaji presiden ini merupakan bentuk penyesuaian. Gaji presiden sangat penting dinaikkan agar pejabat negara lainnya tidak sulit mendapat kenaikan gaji. “Kalau gaji presiden tidak disesuaikan, maka gaji pejabat negara di bawah presiden akan sulit dilakukan penyesuaian. Jadi kalau mau penyesuaian, maka harus dimulai dari gaji presiden. Kenaikan gaji Presiden sama sekali tidak akan membebani keuangan negara. Yang membebani adalah karena gajinya terbatas ada pegawai yang kinerjanya buruk dan melakukan tindakan tidak terpuji,” tukas Agus.
Belum dinaikkan, rencana tersebut sudah mendapat penolakan di DPR. Partai Golkar misalnya, menilai kenaikan gaji tersebut belum saatnya dilakukan. “Waktunya belum tepat untuk kenaikan gaji presiden,” ujar Ketua DPP Golkar Priyo Budi Santoso. Alasan penyesuaian yang diungkapkan Menkeu juga tidak bisa diterima. Alasannya, perekonomian rakyat Indonesia masih memprihatinkan dan peningkatan gaji presiden hanya semakin melukai hati rakyat Indonesia. “Memang diperlukan standarisasi dan ukuran gaji pejabat negara memang sudah layak agar tidak terjadi perbedaan gaji yang terlalu tinggi. Namun bukan berarti dengan peningkatan gaji yang signifikan,” terangnya. Wakil Ketua DPR ini menambahkan,  kalau dilakukan standarisasi gaji pejabat negara sekalipun DPR tidak akan meminta naik gaji. Alasannya, tidak enak hati dengan rakyat kecil. “DPR nggak naik gaji dulu, nggak enak hati. Kita bekerja lebih baik dulu, lebih baik tidak naik gaji,” tandasnya.

Gerakan menyentil pernyataan Presiden SBY soal gaji merebak di dunia maya. Sedikitnya 17 halaman maupun akun dengan kata kunci ‘Koin untuk SBY’ beredar di situs jejaring sosial Facebook. Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menegaskan Presiden Yudhoyono tidak ingin naik gaji. Menurutnya, pemberitaan berkaitan pernyataan Presiden itu terlalu berlebihan jika dipersepsikan Presiden ingin naik gaji.

Namun gerakan ini menjadi nyata bahkan sampai ke gedung wakil rakyat di Senayan. Di pintu keluar ruangan anggota Komisi III DPR RI tersimpan sebuah kotak kaca dengan selembar kertas bertuliskan “Koin untuk Presiden” yang ditempelkan di kotak tersebut. Entah siapa yang menaruh kotak itu, namun kotak bertuliskan “Koin untuk Presiden” ini menarik perhatian beberapa anggota Komisi III DPR RI untuk ikut bersimpati mendonorkan koinnya terkait pernyataan Presiden RI soal gajinya yang tak naik-naik selama tujuh tahun memimpin negara ini. Tiga orang anggota Komisi III ikut menyumbang koin. Mereka itu adalah Desmond J Mahesa (Gerindra), Bambang Soesatyo (Golkar), dan Syarifuddin Sudding (Hanura). Desmond J Mahesa yang pertama kali mengisi kotak itu dengan koin mengatakan, “Gaji DPR sudah cukup, tidak perlu dinaikkan lagi. Karena presiden minta naik gaji, kita bantu dengan koin ini,” ujarnya.

Untuk ukuran presiden, gaji SBY mungkin terbilang kecil. Namun Sekjen Kemenkeu Mulia Panusunan menyatakan kenaikan gaji juga mengacu pada gaji jabatan serupa di negara-negara lain. Nah, sebagai perbandingan gaji Presiden Indonesia sebulan Rp62,7 juta atau setahun Rp749 juta setahun. Gaji Presiden Amerika Rp3,6 miliar setahun. Gaji Presiden Perancis Rp3,1 miliar setahun. Kepala Pemerintah (perdana menteri) Irlandia yang baru diterpa krisis Rp2,9 miliar setahun dan gaji Presiden Mexico Rp2 miliar setahun.

Namun, berdasarkan majalah bergengsi asal Inggris, The Economist, gaji SBY sesungguhnya 28 kali lipat dari pendapatan per kapita rakyat Indonesia. Sedangkan di Cina, gaji Perdana Menteri Wen Jia bao hanya sekitar 2,5 kali lipat dari pendapatan per kapita penduduknya. Ini merupakan survei The Economist tahun 2010 lalu. Kebiasaan SBY yang tidak membeberkan seluruh fakta secara apa adanya tentunya akan berdampak buruk. Apalagi jika SBY selalu mengutarakan hal-hal yang seharusnya bukan untuk konsumsi publik. Ada banyak orang yang sakit hati mendengarkan curhat Presiden tentang gaji. Apalagi jika terdapat selisih 28 kali dari pendapatan rakyatnya.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar