Senin, 21 Maret 2011

TENGKU DAHRIL

SAUNG ANGKLUNG UDJO

RIAUPOS > Sunday, 13 Mar 2011 | Posted by ADMIN


Suatu hari saya dibawa oleh teman-teman dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menonton pertunjukan Saung  Angklung Udjo, di  Bandung, Jawa Barat. Saung Anglung Udjo adalah sebuah tempat permainan alat musik tradisional Jawa Barat yang telah diakui sebagai khazanah budaya asli bangsa Indonesia.
Anglung terbuat dari bambu yang disusun sedemikian rupa, sehingga bila digoyang menimbulkan bunyi nada suara yang dapat mengikuti irama musik berstandar internasional. Jika alat ini digoyang secara bersama atau bergantian akan menimbulkan bunyi yang beragam sesuai dengan nadanya  masing-masing.

Almarhum Pak Udjo atau dikenal dengan nama resmi Ujo Ngalagena, merupakan seorang seniman yang mampu mengangkat cintra permainan angklung menjadi  permainan berkelas dunia. Permainan angklung ini ternyata telah merebut hati banyak orang untuk melihat dan memainkannya, sehingga mampu memberi nilai tambah secara ekonomi  bagi para pemainnya. Hal inilah yang saya lihat dan saksikan sewaktu diundang BPPT untuk berdiskusi mengenai sistem inovasi daerah  yang akan dikembangkan di Indonesia pada masa yang akan datang. Saung Angklung Udjo, mungkin termasuk salah satu contoh bagaimana sistem inovasi daerah itu bisa diaplikasikan secara konkrit dalam kehidupan masyarakat.

Kerja sama yang harmonis antara pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat serta stake holder terkait lainnya sangat penting dan penentukan dalam menunjang keberhasilan pembangunan daerah yang bersangkutan. Pada waktu itu para peserta ditawarkan untuk melihat permainan Angklung Pak Udjo sebagai salah satu bahan yang bisa menjadi aspirasi bagi peserta untuk mengembangkan inovasi daerah di daerah masing-masing.

Pak Udjo termasuk salah seorang seniman yang dianggap berhasil mengangkat citra bangsa Indonesia di mata dunia internasional melalui permainan angklungnya. Group ini telah banyak melang-lang buana ke dunia internasional untuk memperkenalkan permainan angklung dan ternyata disambut dengan baik. Bahkan Saung Anglung Udjo di Bandung ini saya lihat merupakan salah satu  daya tarik Kota Bandung yang bisa dijual kepada para wisatawan manca negara.

Pertunjukan dimulai pukul  3.00 WIB  petang dan berlangsung selama lebih kurang 90 menit (satu setengah jam). Para penonton cukup terhibur dengan permainan mereka yang cukup menarik dengan tepuk tangan meriah. Permainan semakin menarik tatkala setiap pengunjung diajak bermain angklung dengan dipinjamkan  sebuah angklung dengan not nada-nada  yang berbeda-beda.

Di Riau sebenarnya tidak sedikit alat musik yang dapat dikemas menjadi sebuah permainan rakyat  yang menarik untuk dijual kepada para turis lokal maupun turis manca negara.

Namun karena belum dikemas secara baik dalam bentuk pertunjukan permanen yang dilakukan secara permanen di suau tempat yang permanen segala permainan rakyat tadi masih menjadi aset terpendam yang belum bisa dijual dan memberi nilai tambah secara ekonomi kepada kehidupan masyarakat pengelolanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar